Selamat datang di Kawasan Penyair Nusantara Nusa Tenggara Barat. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Minggu, 31 Oktober 2010

Tjak S. Parlan


Lahir di Banyuwangi, 10 November 1975. Alumni Jurusan Ilmu Administrasi Universitas Muhammadiyah, Mataram. Menulis puisi, cerpen dan resensi di sejumlah media cetak lokal, juga dalam antologi komunal seperti Tonggak ( Taman Budaya NTB, 2005 ) dan Simpang Lima ( 2009 ). Bersama seorang teman menulis kumpulan cerpen Ajarkan aku mencintai dengan tangan ( Lontar Kata, 2001 ). Sehari-hari bekerja sebagai perajin tata letak dan anggota dewan redaksi jurnal Replika. Hingga kini, betah menetap di Mataram, NTB.

Sejarah Rindu dan Api

sebab ada malam
bintangbintang ditaburkan
dan kunangkunang dihidupkan

sebab ada dingin
tungkutungku dinyalakan
dan api memberkati cahaya

sebab ada rindu
maka bintangbintang
dan kunangkunang
menetaskan roman dalam buku

sebab yang gelap rindu api
yang terang rindu remang
yang rindu ingin bertemu
maka api segera membakar tubuhmu

Mataram, 2009


Ia, yang kukira bertapa

ia, yang kukira bertapa
berayun cangkul dari tangannya
sekuakan bagi benih yang terpilih
dari doa malam ibu
yang ditanam ayah
di tanah kelahiran

maka ia pun jadi bernama:
usia sepokok kayu
yang pernah tunas

ia, yang kukira bertapa
terbujuk mengelupasi kulitnya
membuka kedok sekomplotan rayap
yang menggerogoti
usia pohon besaran liar
dalam tubuhnya

Mataram, 10 November 2009


Cukup

kau cukup mencintaiku jika punya waktu:
cukup ada dan memberiku waktu
cukup disitu sebelum waktu membiarkanku
cukup kubiarkan waktumu membiarkanku

setelah itu:
senja cukup gerimis, kecil-kecil saja
cukup di senja-senja kita
cukup semusim saja

Mataram, 7 Januari 2006


Selaput Malammu

Selaput malammu pecah
Aku mendengar rintihnya dari sini
Rindu yang terbuat dari hujan dan angin yang mendesis
Bertabrakan dalam lembab selimutmu
Darahnya ngalir
Membelah sungai baru dalam kamarku

Mataram, Agustus 2009


Bilang Saja Aku Temanmu

Bilang saja aku temanmu
Pada tali yang mencekik leherku
untuk mendapati jam minum kopiku
Tik tak di pagi hari, tik tak

hingga soreku

Aih,
sungguh bebas sunyi yang satu ini
jadi bilang saja aku temanmu
pada tali yang mengikatmu
untuk mendengar bunyi ini: tik tak
selaju jantungmu sewaktu sunyi mulai
tik tak

8-28 Oktober 2008


Phoenix di Kepalamu


Ada burung phoenix di kepalamu
Terbang rendah
Membakar sayapnya di kepalaku

Pebruari 2008


Jalan Kamar, 2

Aku sediam kepompong menunggu sayap
Memilih saat yang tepat untuk terbang
Merendah, menyukai tempat hinggap

Pebruari 2008