Selamat datang di Kawasan Penyair Nusantara Nusa Tenggara Barat. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Minggu, 14 Oktober 2007

Sindu Putra


Sindu Putra
(Mataram)

Dilahirkan di Bali, 31 Juji 1968. Belajar menulis sejak di bangku SMP (1982) , mula-mula sajaknya dimuat di Bali Post Minggu (1982), kemudian dimuat di media terbitan Bali, Jogyakarta dan Jakarta di antaranya : Nusatenggara, Minggu Pagi, Merdeka Minggu, Hai, Bentara Kompas, Tempo, Media Indonesia, Jurnal Cak, Jurnal Puisi dan Kalam. Dalam anotogi antara lain : Perjalanan (SMK, 1990), Batu Beramal (HP3N Batu,1994), Bunga Rampai Puisi Bali (1996), dan Bali The Morning After (1999). Buku puisinya Kemah Malam Burung Malam (Pojok Sanur Interprise (2000), Rumah Ilalang (bersama IAO Suwati Sideman ,2003). Pernah diundang dalam Winternachten Overzee di Jogyakarta (2001), baca puisi pada Ubud Writers & Readers Festival, Bali 2004) Pada tahun 2005 pernah memenangkan Cisadane Award (Dewan Kesenian Tangerang). Salah satu puisinya :

Terrarosa Tanah Lombok

di Senggigi kamis 17.01 WITA
orang asing itu Eureka menyeka muka

wajah kulit putih Eropanya serupa topeng kayu Labuapi
matanya dari mutiara, kaki-tangannya dari bambu, badannya
dari tanah liat

hujan hutan tropis membakarnya. abunya menjelma puyuh
burung lapar dari arah ashar
terbang ke Sekotong mencari ombak setinggi ufuk
menyelam ke Gili-gili sedalam lubang hitam
singgah sebentar ke Bali, unutk mengukir tanduk jadi bentuk phallus
hingga akhirnya tidur lelap kelelahan di Tanjung Ujunglangit
igaunya : but, I’m not come from America ?!

lelaki itu menatapku di Mataram pukul 14.24
pandangannya mengarah agak ke bawah,
bermuka masam kurus berdiri sedekap
lelaki kuda itu: mata melotot lidah terjulur taring mencuat
lelaki kuda musim dingin
di Lombok. bintang padam
tanah hijau muda dengan garis-garis merah ludah serangga

Ini kesepian, ujarnya
dalam badanku yang telanjang terdapat jiwamu yang telanjang
dihukum seumur hidup melafalkan nama Tuhan
Yang Maha Duka Yang Maha Dukana
Kesepian itu, katanya lagi, kekuasaan tanpa tahta
aku telah memberinya tahta dengan meminang hari tua
aku pilih jalan yang tak pernah ditempuh orang lain
tanpa perempuan menjaga mercusuar
akulah lelaki sejati
meski tanpa seorang perempuan pun pernah membuktikannya

Tidak ada komentar: